Sumber gambar : autosport.com Kabar kurang mengenakkan datang dari ajang F1. Rencana menggelar GP Silverstone pada Juli mendatang dalam keadaan di ujung tanduk. Ini karena pemerintah Inggris tidak memasukkan olahraga dalam daftar pengecualian karantina. Perlu diketahui, Inggris baru-baru ini mengumumkan rencana karantina 14 hari bagi orang yang datang ke negara tersebut. Kebijakan ini diprediksi akan diterapkan mulai awal bulan Juni mendatang. Pihak F1 sendiri sudah melakukan diskusi dengan pemerintah Inggris guna mendapat kelonggaran bepergian ke negara tersebut. Namun, dengan adanya aturan tersebut akan sangat sulit bagi F1 tetap menggelar balapan di Silverstone pada Juli mendatang meski telah mengantongi bukti 'bebas virus Covid-19'. Dilansir dari pitpass.com, seorang pihak internal F1 mengakui adanya kemustahilan mengadakan balapan GP Silverstone imbas dari aturan 14 hari karantina. "Hal tersebut punya dampak besar bagi puluhan ribu pekerja yang berhubungan dengan kompetisi ini serta rantai logistik. Jika semua olahraga elit kembali disiarkan stasiun TV maka pengecualian harus diberikan". Tidak diberinya pengecualian terbilang masuk akal. Sebab, jika terjadi pelonggaran maka akan menimbulkan celah yang bisa dimanfaatkan sebagian orang untuk bisa bepergian dengan alasan menjadi bagian dari sebuah ajang olahaga. Bos Silverstone Stuart Pringle mengetahui kesulitan yang kini melanda F1. Menurutnya, ini adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi olahraga di tengah pandemi. "Hal ini mungkin memudahkan 70% tim yang bermarkas di Northamptonshire untuk ikut serta dalam balapan. Tapi, 30% tim lainnya akan kesulitan sebab bukan tim yang berasal dari sini", ujarnya dikutip dari autosport.com. Dari sepuluh tim F1 yang ada dalam kompetisi, tiga tim berasal dari luar Inggris yaitu Ferrari, Alfa Romeo dan AlphaTauri. Lebih lanjut, Stuart berharap adanya aturan yang bisa mengakomodasi kompetisi olahraga khususnya F1 agar bisa tetap berlangsung di saat pandemi. AuthorDewa Putu Ardita DP
0 Comments
Leave a Reply. |